Filosofi Kopi merupakan film yang diadaptasi dari cerpen karya Dee Lestari dan dirilis pada tahun 2015 oleh Visinema Pictures. Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini bercerita tentang dua orang sahabat yang bernama Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang menjalankan kedai Filosofi Kopi yang terkenal.
Setelah sukses dengan film pertamanya, film ini pun dibuat sekuelnya pada tahun 2017 dengan judul Filosofi Kopi 2: Ben dan Jody. Pada kedua film itu, kita akan disuguhkan perjalanan Ben dan Jody yang penuh lika-liku saat menjalankan kedai Filosofi Kopi. Selain itu, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa dipetik dari film ini seperti yang akan MogiMogy jelaskan berikut ini. Yuk, kita langsung ulas aja!
1. Arti Persahabatan
Satu hal yang
sangat tergambar jelas dalam film ini adalah persahabatan yang erat antara Ben
dan Jody. Mereka berdua memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Ben
sangat idealis dan juga sangat ambisius, sedangkan Jody lebih realistis dan
seringkali perhitungan apabila itu menyangkut finansial.
Meskipun mereka
berdua sering bertengkar dan berbeda pandangan, mereka pada sejatinya adalah
dua orang sahabat yang saling melengkapi ibarat kata Ben adalah hati dan Jody
adalah otak. Saat mereka berjalan sendiri-sendiri, mereka akan merasa kurang
lengkap. Namun, ketika mereka berdua jalan bersama-sama, mereka mampu melewati
semua rintangan dan mereka mampu menciptakan hal yang luar biasa.
2. Mencintai Passion
Ben adalah
seorang barista yang sangat mencintai kopi. Kecintaannya terhadap kopi membuat
dia berkeliling ke berbagai tempat untuk belajar tentang kopi dan cara membuat
kopi yang enak. Selain itu, Ben juga sangat menikmati proses dalam membuat
kopi, mulai dari saat dia menyiapkan biji kopi hingga sampai kopi itu siap
disajikan kepada pelanggan. Dari sikap Ben tersebut, kita bisa belajar untuk
mencintai passion dan profesi kita
sepenuh hati.
3. Pentingnya Diskusi Saat Ngopi
Salah satu hal
unik dari kedai Filosofi Kopi yang dikelola Ben dan Jody adalah kedai kopi ini
tidak memiliki Wi-Fi. Ben selalu bersikeras bahwa Wi-FI membuat orang jadi
malas berdiskusi saat ngopi, meskipun
pada akhirnya Jody memutuskan untuk memasang Wi=Fi demi meningkatkan omset,.
Pemikiran Ben
yang idealis tersebut membuat kita tersadar bahwa ngopi adalah wadah yang seharusnya
dimanfaatkan untuk kita berdiskusi dan mengakrabkan diri dengan teman, bukan
malah asik bermain gadget.
4. Memberikan yang Terbaik dalam Setiap Kesempatan
Dalam film
Filosofi Kopi yang pertama, Ben mendapatkan sebuah tantangan dari seorang
pengusaha untuk menciptakan kopi dengan cita rasa yang sempurna. Apabila Ben
berhasil memenuhi tantangan itu, ia dan Jody akan mendapatkan imbalan sebesar 1
milyar. Mereka berdua menerima tawaran itu karena Jody berencana menggunakan
uang itu untuk membayar hutang Filosofi Kopi.
Setelah menerima
tawaran itu, Ben pun bekerja siang malam untuk membuat cita rasa kopi yang
sempurna. Dia melakukan berbagai macam eksperimen dengan biji kopi dan melewati
trial n error hingga akhirnya dia berhasil menciptakan Ben’s Perfecto. Kopi buatan pun mendapat apresiasi hangat dan
berhasil memenangkan tantangan yang diberikan oleh pengusaha kaya tersebut.
Baca juga: 10 Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia
5. Rela Mengakui Kekalahan
Meskipun Ben
memenangkan tantangan itu, semua berubah ketika seorang perempuan bernama El
mengatakan bahwa kopi buatan Ben itu lumayan enak dan ada yang lebih enak dari Ben’s Perfecto, yaitu Kopi Tiwus. Karena
merasa tidak percaya, Ben dan Jody pun pergi ke daerah Jawa Tengah untuk
membuktikan kata-kata El.
Di sana, mereka
bertemu dengan Pak Seno, pemilik warung kecil, dan mereka disuguhkan secangkir
kopi Tiwus. Saat meminum kopi itu, Ben pun sadar bahwa Ben’s Perfecto masih
kalah jauh dibandingkan kopi Tiwus milik Pak Seno. Dia pun merasa gagal dan
rela mengakui kekalahannya, meskipun hal itu membuat dia frustasi. Ben pun
menolak uang 1 milyar itu karena dia merasa nggak berhak menerima uang itu.
6. Nggak Semua Hal Bisa Dinilai dengan Uang
Salah satu pelajaran berharga yang bisa dipetik dari film Filosofi Kopi yang pertama adalah nggak semua hal bisa dinilai dengan uang. Hal itu bisa kita lihat dari pertengkaran Ben dan Jody karena kopi Tiwus dan uang 1 milyar tersebut.
Meskipun mereka
sempat emosi dan mengalami pertengkaran hebat, mereka pun akhirnya tersadar
bahwa ada yang lebih penting dari uang, yaitu persahabatan mereka yang nggak
ternilai oleh apapun. Ben dan Jody pun akhirnya kembali berdamai setelah
menenangkan diri mereka. Nggak hanya itu, mereka pun memulai awal baru di
Filosofi Kopi.
7. Bergerak dari Zona Nyaman
Pelajaran
penting berikutnya yang bisa kita ambil dari film Filosofi Kopi adalah
pentingnya keluar dari zona nyaman kita. Setelah menutup kedai Filosofi Kopi di
Jakarta, Jody beserta teman-temannya memutuskan untuk menjual kopi dengan berkeliling kota menggunakan
mobil VW Combi.
Nggak hanya itu,
setelah mereka puas dengan petualangan mereka, Ben dan Jody pun memutuskan
untuk kembali ke Jakarta dan membuka kembali kedai kopi di sana. Di film Filosofi
Kopi 2, Ben dan Jody pun berhasil membuka cabang kedai Filosofi Kopi di
Yogyakarta dengan bantuan Tarra.
Baca juga: Ekspedisi Murah Jakarta ke Kendari Trawlbens
8. Pentingnya Menjalin Mitra dalam
Berbisnis
Dalam film Filosofi
Kopi 2, ada satu karakter baru yang muncul dalam cerita, yaitu Tarra , seorang
investor yang ingin menanamkan saham 49% di kedai kopi Filosofi Kopi. Awalnya,
Jody menolak usulan itu karena dinilai terlalu besar dan menguntungkan Tarra.
Akan tetapi, keberadaan Tarra mampu membantu mereka berdua mengembalikan kedai Filkop
yang telah lama tutup.
Selain itu,
Tarra juga merupakan orang yang mengusulkan agar Ben dan Jody mengekspansi
kedai kopi mereka hingga ke luar kota. Usulan Tarra mendapat sambutan hangat
dan Filkop pun berhasil membuka cabang di Yogyakarta. Meskipun karakter Tarra
dalam cerita ini sempat membuat hubungan Ben dan Jody merenggang, Tarra
merupakan seorang mitra bisnis berharga demi kemajuan Filosofi Kopi. Dari sini,
kita bisa belajar pentingnya menjalin kerja sama dengan mitra terpercaya demi
kemajuan bisnis/usaha yang kita jalani.
9. Setiap Orang Punya Cara Sendiri dalam
Melakukan Sesuatu
Selain Tarra,
ada karakter baru yang diperkenalkan dalam cerita Filosofi Kopi 2. Dia adalah
barista cantik bernama Brie yang merupakan lulusan dari Melbourne. Brie telah
mempelajari segala hal tentang kopi dan dia merupakan barista yang handal
hingga membuat Jody membuatnya sebagai barista di Filkop. Sayangnya, Ben yang sangat
idealis kurang suka dengan kehadiran Brie yang lelet dalam membuat kopi.
Brie memang
cukup detail dalam membuat kopi. Ia punya cara sendiri dan mungkin terlalu
sistematis, seperti menakar berat biji kopi hingga pas dan detail lain dalam
proses penyeduhan kopi. Hal itu berbeda dengan sosok Ben. Meskipun awalnya Ben
membenci Brie, ia pun akhirnya berhasil luluh dengan keberadaan Brie yang
menemaninya saat ia terpuruk. Melalui sosok Ben dan Brie, kita bisa belajar
bahwa setiap orang punya cara mereka masing-masing dalam melakukan sesuatu.
10. Makna dari Kopi
Pelajaran
terakhir yang bisa kita petik dari film ini adalah tentang filosofi dan makna
kopi itu sendiri. Dalam film ini, kita disajikan seluk beluk dunia kopi, mulai
dari budidaya kopi yang mengambil setting di pegunungan Ijen, tanah Toraja, dan
kebun kopi Liwa hingga proses penyeduhan
kopi.
Selain itu, film ini menyadarkan kita bahwa aktivitas ngopi saat ini lekat banget dengan kehidupan kita sehari-hari. Kopi bisa jadi teman diskusi yang baik dan teman yang bisa membuat hari kita semakin penuh warna. Di samping itu, kopi pun bisa menjadi peluang bisnis yang bagus melihat banyaknya penikmat kopi di luar sana.
***
Nah, mungkin itu aja ya guys beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari film Filosofi Kopi. Menurut kalian, pelajaran penting apa yang bisa kita ambil dari film tersebut? Coba tulis di kolom komentar, ya!
Baca juga: 10 Lagu Fourtwnty Terbaik yang Bisa Kamu Dengarkan