source: pixabay.com
Zaman
sekarang, menjalani hidup tanpa tekanan dari orang lain itu tidaklah mudah,
apalagi kita saat ini hidup di tengah arus pertukaran informasi yang sangat
cepat dengan adanya internet. Setiap detik, kita dapat mengakses informasi
terbaru dari sekeliling kita dan juga meng-update
kabar teman-teman sejawat kita melalui media sosial atau website-website yang
menyajikan berita.
Sadar
atau tidak, kebanyakan dari kita saat ini terkadang kehilangan pijakan atau
cara pandang sendiri dalam menjalani hidup. Kita terlalu sering memandang
kehidupan teman-teman di sekeliling kita yang memiliki hidup yang lebih baik
dari kita. Misalkan, teman-teman kita terlihat sering hang out di tempat hits,
makan-makanan enak di restoran yang lumayan mahal, atau bahkan hal remeh temeh
lain yang seringkali membuat kita minder.
Rasa
minder itu seringkali membuat kita termakan gengsi dan jadi ngeyel buat
ikut-ikutan lifestyle mereka, padahal
hal itu terkadang bukan prioritas utama dalam hidup kita. Malah, sikap yang
suka ikut-ikutan tersebut terkadang menjadi racun yang membuat diri kita
sendiri sengsara.
Selain
hal itu, sadar atau tidak, seringkali kita membiarkan orang lain ikut campur
terhadap kehidupan dan personalitas kita. Mereka menciptakan beragam standar
yang harus kita ikuti, mau tidak mau. Kalian pasti pernah mengalami hal
demikian. Ada aja teman yang suka mengomentari penampilan kita, entah rambut kurang
rapilah, baju kurang kerenlah, make up kurang wow lah, dan masih ada banyak lagi. Anehnya, kita secara nggak
sadar merubah diri kita hanya untuk menyenangkan orang lain, Yang lebih lucu,
kadang kita sendiri enggak nyaman menjadi sosok yang bukan kita yang semestinya.
Jika
kalian merasakan hal-hal tersebut pada diri kalian, there is something wrong, my friend.
Atas
dasar hal itulah, saya ingin mengajak kalian merenung melalui tulisan kali ini.
Saya ingin mencoba mengajak kalian yang saat ini masih terjebak dengan
komentar-komentar orang lain untuk lebih mengenali diri kalian sendiri dan
membuat diri kalian merasa lebih menyayangi diri kalian sendiri.
Serius,
Bro, kita tidak akan pernah bisa seratus persen menyenangkan orang lain. Selalu
ada kekurangan dari kita yang akan menjadi bahan kritikan orang lain. Kita
nanti akan kelelahan sendiri, jika hidup sesuai standar yang diciptakan oleh
orang-orang di sekeliling kita. Oleh sebab itu, kalian perlu menciptakan
standar yang sesuai dengan kebutuhan diri kalian.
Ya, kalian perlu menciptakan standar bagi diri kalian
sendiri sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kalian.
Menciptakan
standar diri sendiri itu penting, Bro. Hal ini perlu kita lakukan agar kita
tidak terpengaruh dengan omongan orang lain. Selama yang kita lakukan itu tidak
membuat kita tertekan dan tidak merugikan orang lain, saya rasa it’s okay, Bro. Dengan itu, kita akan
merasa lebih enjoy menikmati hidup
dan merasa bangga dengan apa yang kita miliki saat ini.
Saya
percaya, banyak orang di luar sana yang tidak bahagia karena menggunakan orang
lain sebagai patokan atau standar ideal dalam menjalani kehidupan. Orang-orang
semacam ini berusaha menyaingi atau paling tidak sejajar dengan orang tersebut,
minimal dengan cara meniru gaya hidup orang yang menjadi saingannya.
Bersaing
dengan orang lain dalam kasus semacam ini itu malah justru menyiksa diri kita
sendiri. Tetangga beli mobil baru, kita langsung gemeteran dan memaksakan diri
untuk kredit mobil, meskipun gaji kita pas-pasan untuk bayar kebutuhan
sehari-hari. Tetangga baru jalan-jalan ke luar kota, kita pun ngeyel untuk
segera pesan tiket keluar kota dan mencari destinasi wisata yang wow.
Saya
pun dulu pernah berada di fase ikut-ikutan orang lain. Hingga akhirnya saya pun
tersadar bahwa hidup dengan cara seperti itu tidak akan pernah membuat diri kita
tenang. Rasa iri terhadap semua hal itu adalah racun yang perlu kita buang
jauh-jauh dari kehidupan kita.
Untuk
mengatasi hal itu, kita harus merubah perspektif kita dan menggunakan patokan
yang kita gunakan sendiri. Dengan memiliki standar sendiri, kita tidak akan
merasa tertekan apabila orang lain lebih sukses dari kita karena hidup itu
bukanlah balapan. Semua punya proses dan zona waktu masing-masing.
Yang
harusnya kita lakukan saat ini adalah berusaha menjadi yang terbaik versi diri
kita sendiri dari waktu ke waktu. Dengan itulah, kita akan bisa terus
berkembang dan juga hidup tanpa merasa tertekan karena standar-standar yang
dipaksakan orang lain terhadap diri kita.
Akhir
kata, saya berharap semoga artikel ini bisa menginspirasi Sobat sekalian. Mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata atau kalimat dalam penulisan artikel ini.
Sekian dari saya. Teruslah berusaha menjadi versi yang terbaik dari diri Anda
dan jangan pernah berhenti bersyukur atas semua hal yang Anda miliki! Thanks.
Tags
Opini