Halo,
sobat semuanya. Jumpa lagi nih bersama saya dalam blog MogiMogy. Kali ini, saya pengen membahas sebuah strategi yang biasa
saya gunakan dalam menjalankan blog selama ini. Saya yakin kalian sudah tahu
bahwa blog ini merupakan blog gado-gado yang kontennya campur-campur – kadang
malah gak jelas hehe.
Alasan
saya memilih blog gado-gado adalah karena saya sendiri suka bosen dan jenuh
apabila menulis satu topik saja. Menurut saya, banyak hal yang bisa kita
eksplor dan share kepada orang lain.
Di samping itu, saya juga tidak sembarangan menyajikan konten blog. Saya sering
memilih dan memilah konten yang memiliki nilai manfaat atau informasi serta
minimal dapat menghibur orang yang berkunjung ke blog saya. Meskipun harus saya
akui bahwa tidak semua konten yang saya share
itu memiliki bobot atau kualitas yang sama. Oleh sebab itu, saya ingin mengupas
lebih dalam tentang bobot atau kualitas sebuah konten pada artikel ini yang
juga berkaitan erat dengan strategi saya dalam nge-blog.
Perlu
diketahu, konten dalam blogging itu
adalah raja yang menjadi tolak ukur kualitas sebuah blog. Blog yang bagus
adalah blog yang memiliki konten-konten menarik serta bermutu. Namun, membuat
konten bermutu itu tidak semudah kita menyeduh secangkir kopi lalu meminumnya
sembari menikmati senja lho gaes. Kita perlu riset dan mencari berbagai sumber
referensi serta berpikir cukup dalam, khususnya blog-blog yang membahas seputar
informasi, seperti teknologi, finance,
atau topik tertentu. Menulis konten semacam ini pun juga perlu waktu dan kita
hanya bisa update sekali atau dua
kali dalam kurun waktu tertentu.
Namun,
blog gado-gado itu memiliki cerita yang berbeda menurut saya. Berhubung konten
blog gado-gado itu campuran, maka saya berpikir bahwa tidak semua konten di
blog gado-gado itu berkualitas semua. Saya sendiri juga sering membuat konten
receh yang kadang gak ada isinya hehe. Di satu sisi, saya juga kerap menulis
artikel yang cukup detail dan informasinya mendalam karena itu termasuk salah
satu strategi saya dalam ngeblog. Agar lebih jelas, kita dapat menyebut
strategi ini sebagai Three Kind of
Content atau TKC – ini teori
ngawur buatan saya sendiri.
Lalu
pertanyaannya, apakah TKC itu? Three Kind of Content merupakan strategi
mengelola blog gado-gado dengan cara menerapkan tiga jenis konten, yaitu high content, medium content, dan low
content. Pemikiran saya tentang tiga jenis konten ini juga terinspirasi
tipe-tipe hidangan yang ada di restoran mulai dari appetizer, main course,
dan dessert sebagai penutup.
Penggunaan
strategi ini dapat membuat kita bisa lebih rutin ngeblog dan juga menambah
variasi pada blog gado-gado. Untuk lebih detailnya, kita bahas bersama yuk mengenai
tiga jenis konten tersebut di bawah ini.
1. High Content (Konten Berkualitas)
High Content adalah
konten utama atau main course yang
kita sajikan kepada pengunjung. Ibarat kata, konten semacam ini seperti sebuah
senjata utama yang membuat para pengunjung datang ke blog kita. Karena konten
ini adalah konten berkualitas, tentu pembuatan konten ini tidaklah mudah dan
perlu waktu serta riset dengan berbagai sumber referensi.
Ciri
utama dari high content adalah konten yang mencakup informasi detail, bermanfaat
bagi para pembaca, dan berjumlah sekitar 1000-2000 kata. Konten yang
berkualitas semacam ini sangat penting dimiliki sebagai salah satu sarana agar
blog kita dapat dikunjungi oleh banyak pengunjung. Semakin banyak konten yang
berkualitas, maka akan semakin baik pula kualitas blog tersebut.
Berikut
adalah contoh high content yang ada
di blog saya:
8 Teknik Sederhana Untuk Membuat Hidup Lebih Bahagia
17 Metal Heroes Jepang dari Masa ke Masa
Self Publishing - Cara Mudah Menerbitkan Buku Sendiri
2. Medium Content (Konten Sedang-Sedang Aja)
Medium
content ialah konten yang pas-pasan dan cukup memberikan informasi tertentu dan
cukup berbobot untuk dibaca. Konten semacam ini ibarat sebuah appetizer atau cemilan-cemilan yang
tidak terlalu berat di blog kita, seperti salad dan buah-buahan segar. Memang,
pengunjung tidak akan kenyang, tetapi cukup untuk mengisi perut selagi menunggu
makanan utama datang. Selain itu, konten semacam ini tidak terlalu susah dibuat
dan tidak membutuhkan waktu yang lama, mungkin sekitar satu sampai dua jam
penulisan.
Ciri
utama dari medium content adalah konten berisi informasi yang cukup,
pembahasannya tidak terlalu berat, dan biasanya berjumlah 500-1000 kata.
Konten-konten ini memiliki peluang yang cukup bagus untuk bisa dinikmati
pengunjung. Meski tak sepopuler konten yang berkualitas, menulis konten semacam
ini dapat membuat kita tetap produktif.
Berikut
adalah contoh medium content di blog saya:
Tips-Tips Menulis Listicle yang Asik
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Untuk Melupakan Mantan?
8 Kebodohan dalam Mencintai Seseorang
3. Low Content (Konten Receh)
Seperti
namanya, low content adalah konten
receh yang kurang berbobot dan sifatnya hanya sebagai selingan atau hiburan.
Kalau dalam makanan, konten ini ibarat makanan ringan atau mungkin dessert, seperti snack atau es krim.
Ciri
utama dari low content adalah tulisan yang ada pada artikel hanya bejumlah
kisaran 1-500 kata dan lebih sering didominasi oleh gambar, seperti gambar meme
atau gambar lain. Low content bertujuan untuk hiburan dan minim informasi.
Seringkali, konten semacam ini luput dari perhatian pengunjung karena kadang
isinya tidak terlalu penting. Namun, jika kita dapat membuat judul atau
mengemas konten ini dengan lebih menarik, konten ini berpotensi dibaca dan dibagikan
oleh banyak orang.
Berhubung
konten ini sebatas hiburan, maka jangan sering-sering mengisi blog dengan
konten semacam ini ya gaes. Kita dapat membuat konten seperti ini apabila kita
benar-benar kehabisan ide dan tidak ada mood
sama sekali untuk menulis artikel. Konten ini bisa menjadi penyelamat agar blog
kita tetap bisa update.
Berikut
contoh low content pada blog saya:
Tragedi Penendangan Otong pada Lomba Agustusan
20 Meme Mad Dog Paling Greget
4 Keuntungan Memiliki Tulisan Tangan Jelek
***
Nah,
itu tadi adalah penjelasan mengenai tiga jenis konten yang dapat kita gunakan
dalam mengelola blog gado-gado ya gaes. Jika dibuat sebuah perbandingan yang
rasional dan bagus untuk kelangsungan blog, maka pembagian konten tersebut
dapat kita presentasekan seperti berikut: 50% high content, 40% medium
content, dan 10% low content.
Proporsi tersebut juga tidak saklek
harus kita terapkan, melainkan tergantung dari diri kita masing-masing lho
gaes. Yang paling penting, high content
bisa menjadi yang paling dominan dibandingkan dengan medium content dan low
content. Dengan kombinasi yang bagus dari tiga konten tersebut, kita dapat
tetap survive dan terus meng-update
blog gado-gado kita setiap saat gaes.
Akhir
kata, saya ingin mengucapkan terima kasih telah bersedia berkunjung dan membaca
artikel ini sampai selesai. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan
artikel ini dan mungkin pemikiran saya ini bisa sobat kembangkan. Semoga
bermanfaat. Salam inspirasi!