source: hipwee.com
Halo,
apa kabar sobat sekalian? Sesuai judul di atas, pada kesempatan ini saya pengen
sharing tentang pengalaman nulis saya
di Hipwee. Barangkali, sobat sudah tidak asing lagi dengan platform yang satu ini dan mungkin juga beberapa dari sobat sudah
pernah menulis di platform ini.
Hipwee
sendiri merupakan platform yang berisi konten-konten menarik tentang kehidupan
anak muda dan juga pas dibaca untuk para generasi milenial. Memang menulis di
Hipwee tidak memperoleh imbalan yang berupa honor, namun menulis di Hipwee merupakan
sebuah kesempatan yang bagus karena tulisanmu nanti akan dibaca oleh jutaan
orang.
Konten-konten
yang ada di Hipwee tidak terbatas pada satu topik, tetapi ada beberapa sub tema
menarik yang mungkin bisa sobat tulis. Contohnya adalah konten-konten hiburan
seperti gaya hidup, opini tentang fenomena yang ada di masyarakat, kisah
motivasi atau cerita cintamu yang layak dibagi. Intinya, kalian bisa
berekspresi sesuai dengan kata hati kalian dan menyalurkan tulisan kalian
melalui Hipwee.
Di
samping itu, Hipwee seringkali mengadakan event-event dengan tema tertentu
dalam kurun waktu tertentu. Nah, salah satu event yang pernah diadakan oleh
Hipwee adalah lomba menulis dengan tema Bertepuk
Sebelah Tangan yang diselenggarakan oleh Hipwee sekitar bulan Februari
kemarin. Lomba ini bersifat umum dan boleh diikuti oleh semua pihak. Hipwee
sendiri juga memberikan kebebasan kepada para peserta untuk menceritakan
pengalaman mereka karena kisah yang bertepuk sebelah tangan baik karena cinta
ataupun hal-hal lain.
Saya
pertama kali tahu info lomba itu dari salah satu grup whatsapp yang berisi teman-teman saya yang hobi menulis. Melihat
tema yang diangkat cukup bagus, saya pun merasa tertarik untuk mengikuti lomba
tersebut. Alasan lain yang mendasari saya untuk ikut serta lomba ini karena
saya pernah punya pengalaman pahit tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Kisah itu terjadi pada waktu saya masih SMA. Meskipun beberapa tahun telah
berlalu, namun ingatan dan sakitnya masa-masa itu masih cukup membuat saya pilu
ketika terngiang-ngiang kembali.
Saya
pun iseng-iseng saja mengikuti lomba tersebut dengan niat untuk meramaikan
lomba tersebut. Saya juga tidak pernah kepikiran untuk bisa menjadi juara di
event tersebut. Lalu, saya pun memulai proses menulis dengan gaya tulisan saya
yang ringan, santai, serta dibumbui kata-kata puitis bercampur komedi. Namun
yang paling penting adalah waktu itu saya menulis dengan tulus sesuai dengan
kata hati saya sembari mengenang kembali perempuan yang menjadi ilham dalam
tulisan saya tersebut.
Tulisan
itu saya selesaikan kira-kira tidak lebih dari tiga jam. Kemudian, saya coba
baca ulang dan saya revisi bagian-bagian yang kurang enak dibaca. Setelah saya
merasa mantap, saya kirim tulisan itu ke Hipwee melalui serangkaian tahapan.
Tak lupa juga saya sisipkan gambar sebagai pemanis tulisan.
Baca juga: 5 Tahap yang Harus Dilalui Seorang Penulis dalam Menulis
Saya
sempat berpikir bahwa setelah mengirim tulisan saya, maka tulisan itu akan
langsung di-publish. Nyatanya
anggapan saya keliru – tidak semudah itu fergusso.
Tulisan saya masihlah harus dilihat terlebih oleh pihak editor sebelum
di-publish. Setelah menunggu beberapa hari lamanya, tulisan saya akhirnya
di-publish dan saya sangat senang sekali. Langsung saya buat story di media
sosial saya dengan caption “tulisan sampah” hehe. Maklum, waktu itu memang niat
saya hanya iseng dan gak ada kerjaan.
Dok. Tulisan saya di Hipwee
Melihat
tulisan saya sudah terpampang di situs Hipwee, saya tidak berasumsi apa-apa
lagi. Saya pun kembali fokus ke hal lain. Namun, beberapa hari pasca tulisan
saya di-publish, saya mencoba mengecek ulang progress pembaca tulisan saya.
Spontan saya terkejut karena tulisan saya masuk dalam kategori pilihan editor.
Wah, saya senang sekali bukan maen. Efek dari hal itu pun juga cukup signifikan,
tulisan saya sudah dibagikan ratusan kali oleh para pembaca dan bisa dikatakan
sempat bertengger di barisan tulisan terpopuler dalam kurun waktu beberapa
hari. Bagi saya, hal itu sudah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ketika
tulisan saya dibaca ribuan orang.
Kebahagiaan
saya tidak berhenti disitu. Selang beberapa waktu, tiba waktunya saat
pengumuman pemenang lomba. Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari akun resmi
Hipwee Community ke akun Instagram saya. Di situ dijelaskan bahwa tulisan saya
itu termasuk dalam kategori juara. Yap, saya mendapatkan juara kedua dalam
event tersebut. Saya mendapatkan hadiah berupa voucher belanja Carrefour serta
sebuah jam dinding dari Hipwee. Apapun hadiahnya, saya merasa sangat bersyukur
dan senang sekali karena menurut saya, berkarya itu tidak hanya soal materi
semata.
Nah,
mungkin itu saja teman-teman sedikit pengalaman yang bisa saya share ke kalian semua. Semoga tulisan
ini bermanfaat dan menginspirasi sobat juga untuk menulis. Thanks atas kunjungan kalian.
Baca juga: Bagaimana Merealisasikan Ide Menjadi Cerita yang Menarik?