via pixabay.com
Tidak
selamanya perasaan itu berbuah manis. Adakalanya, perasaan bak empedu pahit
yang menjelma duri dalam kehidupan. Terutama ketika kau tengah ragu dengan perasaanmu
sendiri. Ragu apakah rasa itu memang pantas untuk kau pertahankan atau dilupakan.
Kau
mungkin pernah mencintai seseorang, tetapi kau sendiri ragu dengan dirimu
sendiri. Kau tidak tahu bagaimana cara menyikapi perasaan tersebut. Barangkali,
itu tidak akan rumit jika orang yang kau cintai memiliki rasa yang sama. Namun
jika kenyataan bertolak belakang, maka itu akan menjadi cambuk yang cukup
menyiksa dirimu.
Kau
lalu merenung, mempertanyakan segala ambiguitas yang memenuhi kepalamu.
Perasaanmu berkecamuk antara rindu dan pilu. Kau mencipta beragam pertanyaan
dan kau sendiri tak menemukan jawaban atas perasaanmu. Ada sedikit
ketidakrelaan untuk melepas namun kau juga menyimpan keengganan untuk bertahan.
Pada akhirnya, kau akan dihadapkan pada dua buah pilihan. Menikam atau
tertikam perasaaan?
Kau tidak bisa terus-terusan berdiri di atas keraguan. Keraguan hanya
akan membuatmu terjebak dalam ketidakpastian. Yang justru membuat perasaanmu
kian terpuruk dan kau tak tahu harus melakukan apa.
Kau
harus memilih di antara dua pilihan tersebut: menikam atau tertikam perasaan.
Tentu, kedua hal itu bukan pilihan yang mudah untuk diputuskan. Namun,
pertimbangkanlah secara baik-baik dengan logika serta keyakinanmu.
Mungkin
menikam perasaan terdengar kejam. Tidak semua orang mampu melakukan hal
tersebut. Mereka membutuhkan waktu dan segenap keyakinan diri. Memang,
terkadang sangat disayangkan jika seseorang harus menikam perasaannya sendiri.
Di awal, barangkali akan terasa menyakitkan. Namun, hal itu perlu dilakukan sebelum
perasaan itu kian mendalam.
Kalau
kau tidak berani menikam perasaanmu sendiri, boleh jadi kau sendiri yang akan
tertikam oleh perasaan itu. Kau akan merasa sakit menjalani hari karena
perasaanmu tak terbalaskan. Kau akan membusuk dari waktu ke waktu dan membawa
kesedihan di setiap langkahmu.
Kawan,
jangan terlalu menuruti perasaan jika itu malah membuat hidupmu berantakan.
Perasaan kadangkala memang tak bersahabat dengan kehendakmu. Oleh sebab itu,
kadang kau harus membuat sebuah kesimpulan sendiri. Kalau kau tak ingin sakit
lebih dalam jika cintamu tak terbalas, maka barangkali kau perlu menikam
perasaanmu sendiri dan membiarkan dia menghilang pelan-pelan.
Percayalah,
gugur satu akan tumbuh seribu.
Sekian
dari saya. Terima kasih dan semoga menginspirasi.