Perpisahan
bukanlah hal yang menyenangkan. Semanis apapun perpisahan, selalu ada luka yang
tertinggal di dalam hati seseorang. Luka yang mungkin akan sulit tersembuhkan
dan perlahan menimbulkan kekosongan yang mendalam.
Sehubungan
dengan hal tersebut, kali ini saya ingin membahas seputar perpisahan,
kehilangan serta kekosongan yang ditimbulkan dari kedua hal itu. Saya yakin di
luar sana banyak yang merasakan kekosongan di hati setelah ditinggal pergi oleh
seseorang yang disayanginya atau pasca berakhirnya sebuah hubungan.
Kekosongan
itu sebuah keniscayaan dan hampir semua orang mengalaminya. Dia yang dulu
pernah mengisi hati kita. Pernah memberi warna-warna dalam kehidupan kita.
Pernah menjadi sebuah kisah yang mungkin tak terlupakan. Dan ketika ia pergi,
tiba-tiba ada sesuatu yang hilang di hati kita seiring dengan kepergiannya. Kita
merasakan kehilangan. Hari-hari yang kita jalani pun terasa hampa.
Tere Liye pernah menulis dalam sebuah novelnya Sepotong Hati yang Baru yang berbunyi:
“Ada
seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong
hatimu.”
Dan
apabila kita merenung sejenak, kekosongan hati inilah yang membuat hidup kita
jalan di tempat. Kita susah untuk move on
dari keadaan. Kita tenggelam dalam lamunan semu dan angan-angan tak pasti. Pikiran
kita masih tertambat pada dia yang telah pergi membawa sekeping hati kita.
Alhasil, keinginan untuk kembali menjalin kasih bersamanya muncul di benak
kita. Padahal, itu bukan solusi terbaik.
Pertanyaannya
sekarang, bagaimana cara mengisi kekosongan itu sendiri?
Nah,
ini adalah bagian yang menurut saya sangat menarik untuk didiskusikan. Saya
sendiri pernah mengalami kekosongan hati tersebut pasca berpisah dengan
seseorang. Dia yang dulu sempat saya banggakan. Malah dia yang membuat hidup
saya kosong dan berantakan. Walaupun masih ada luka yang sampai sekarang masih
belum tersembuhkan, tapi saya sudah mencoba memaafkannya. Dia menunjukkan jalan
baru kepada saya dan merubah cara pandang saya terhadap sebuah hubungan.
Saya
akui, pada awalnya sulit untuk bisa lepas dari masa lalu. Meski saya sudah
berusaha sekuat tenaga, kekosongan itu masih ada dalam benak saya. Dan saya
terus memikirkan dia yang mungkin sudah tak mungkin saya perjuangkan karena
berbagai alasan. Hingga akhirnya saya sampai pada suatu titik bahwa saya harus
berontak dan melawan. Dia sudah bukan lagi prioritas. Saya harus berani
mengambil langkah dan mencoba mencari cara untuk bisa keluar dari kekosongan
tersebut.
Nah,
dari serangkaian perjalanan tersebut, saya menemukan dua hal yang dapat mengisi
kekosongan hati tersebut. Dua hal itu adalah cinta yang baru dan mimpi-mimpi
dalam hidup. Kedua hal itu menurut saya adalah kunci untuk mengisi
kekosongan hati yang nantinya akan membuat kita mudah move on.
Untuk
lebih detailnya, mari kita ulas secara terpisah dua kunci tersebut.
1. Cinta yang Baru
Kawan,
terkadang cinta yang membuat yang kita menderita, tetapi cinta juga yang
membuat kita bahagia. Cinta seperti sebuah pisau bermata dua. Tinggal bagaimana
cara kita menjalaninya. Ketika hati kita kosong setelah ditinggal pergi oleh
seseorang, maka yang perlu kita lakukan adalah mencari cinta yang baru yang
bisa menggantikan sosoknya. Sederhana, tetapi dalam praktiknya tidak semudah membalikkan
telapak tangan.
Permasalahannya
adalah belum tentu kita dapat menemukan seseorang yang seperti dia. Dan untuk
menyikapi hal itu, yang perlu kita lakukan adalah mencoba membuka hati dengan
semua orang. Jangan malah menutup hati. Pernah nggak berpikir? Berapa banyak
cinta yang kalian lewatkan hanya karena
bertahan pada satu orang yang tidak pasti?
Dengan
membuka hati pada cinta yang baru, saya percaya kalian akan menemukan seseorang
yang pasti lebih baik dari dia. Meskipun hal itu membutuhkan waktu yang lama.
2. Mimpi-Mimpi Baru
Salah
satu hal yang dapat mengisi kekosongan hati seseorang adalah impian. Ketika
kita masih bersama dia, mungkin kita seringkali lupa dengan impian kita dalam
hidup. Kita lupa cara berusaha mengejar impian tersebut. Kita fokus
menghabiskan waktu dengan hal-hal yang gak penting dan itu membuat kita lupa
dengan impian-impian kita. Padahal sayang lho, kalau waktu kita hanya
dihabiskan untuk membahagiakan dia sampai kita lupa cara untuk membahagiakan
diri kita sendiri.
Pasca
perpisahan, coba deh kita tata ulang skema hidup kita. Kita buat tujuan-tujuan
baru sebagai langkah sukses kita di masa depan. Ketika kita sudah disibukkan
dengan impian-impian kita, perlahan kekosongan hati itu akan terisi dengan
sendirinya. Kita perlu sukses dan buat dia menyesal pernah meninggalkan kita.
Sebagai
renungan, cobalah mengambil pelajaran dari kisah Zainudin yang sukses setelah
cintanya ditolak Hayati. Patah hati memang membuatnya menderita, namun dia
mampu bangkit dan melawan itu semua.
***
Nah,
mungkin itu saja teman-teman bagaimana cara menutupi kekosongan hati pasca
perpisahan. Saya yakin masing-masing orang punya cara tersendiri. Namun,
menurut saya dua hal itulah yang dapat mengisi kekosongan hati kita ketika kita
sudah tidak lagi bersamanya. Sekian dari saya. Terima kasih.
Tags
Opini