via twitter.com
“Beginilah
cinta, deritanya tiada akhir..” salah satu kalimat sendu
dari Chu Pat Kai.
Pada
zaman dahulu, Chu Pat Kai merupakan seorang jenderal kayangan yang bernama Tian
Feng. Ia sangat populer di kalangan dewi kayangan berkat ketangguhannya. Hingga
suatu ketika, jenderal Tian Feng jatuh cinta dengan seorang Dewi Bulan yang
bernama Chang E. Kecantikan Chang E yang sangat menawan mampu memikat hati Tian
Feng.
Suatu
hari, Chang E terjatuh dari kayangan. Tian Feng yang melihat kejadian itu
langsung turun untuk menyelamatkannya. Namun sayang, ia terlambat sepersekian
detik. Wu Kang, salah seorang jenderal kayangan yang lain lebih dulu
menyelamatkan Chang E. Mereka pun jatuh cinta dalam pandangan pertama. Hal itu
membuat Tian Feng cemburu dan kecewa.
Perjuangan
Tian Feng tidak berhenti di situ. Ia masih ingin mendapatkan cinta Chang E. Ia
pun kemudian menyelinap ke tempat roda waktu kayangan untuk mengembalikan waktu.
Ia ingin memperbaiki kesalahannya yang lalu ketika menyelamatkan Chang E. Pada
percobaan pertama ia gagal, kemudian ia mencoba lagi dan lagi. Meskipun Tian
Feng telah berusaha berkali-kali, ia tetap saja kalah cepat dari Wu Kang.
Hingga pada akhirnya, ia mendapatkan hukuman dari Kaisar Kayangan karena telah
melanggar aturan.
Tian
Feng mendapatkan hukuman yang sangat berat. Ia harus melalui 1000 kali
reinkarnasi dan di setiap kehidupannya ia harus mengalami penderitaan cinta. Artinya,
ia harus mengalami 1000 kali patah hati.
Namun,
ketika menjalani serangkaian hukuman, terjadi sebuah kecelakaan. Tian Feng
terpeleset dan terjatuh di jalur reinkarnasi hewan. Ia pun terlahir kembali
menjadi siluman babi yang bernama Pat Kai dan menerima tugas mulia untuk
menemani Tong Sam Chong bersama Sun Go Kong dan Wu Cing mengambil kitab suci ke
barat.
Pada
saat perjalanan mencari kitab suci, Go Kong pernah bertanya kepada Chu Pat Kai, “Kenapa kamu nekat melanggar peraturan
kayangan, padahal kamu tahu bahwa kamu tidak akan bisa mengubah takdir?”
“Cintaku kepada Chang E lah yang mendorongku untuk
berbuat demikian, Kakak. Sampai saat ini aku tidak menyesal telah mencintai
Chang E, meskipun cintaku bertepuk sebelah tangan. Sebab dari dulu begitulah
cinta, deritanya tiada akhir,” jawab Chu Pat Kai.
Sobat,
perjalanan cinta Chu Pat Kai memang tidak mudah dan apa yang disampaikan oleh Chu Pat Kai ada benarnya. Cinta memang rumit dan terkadang selalu membuat kita
menderita. Terutama ketika takdir tidak mempersatukan kita dengan orang yang
kita cintai. Akan tetapi, dari kisah Chu Pat Kai ini ada beberapa pelajaran yang
dapat kita ambil yaitu tentang keberanian dalam mencintai seseorang.
Chu
Pat Kai merupakan sosok yang sangat jantan. Meskipun ia kalah dalam mendapatkan
cinta Chang E, paling tidak Chu Pat Kai telah berani mengambil langkah yang
beresiko yaitu memanfaatkan roda waktu untuk memperbaiki kesalahannya, meskipun
ending-nya takdir memang tidak dapat
diubah. Ia telah berusaha sebaik mungkin dalam memperjuangkan cintanya dan ia
tidak memiliki penyesalan atas derita cinta yang ia alami.
Secara
tidak langsung, Chu Pat Kai mengajarkan kepada kita sikap legowo. Ketika cinta kita memang tidak berakhir indah, hal
itu sudah menjadi konsekuensi dalam mencintai seseorang dan kita hanya bisa
menerimanya. Patah hati yang berlarut-larut tidak akan membuat hidup kita lebih
baik.
Sekian dari saya, semoga
artikel ini menginspirasi sobat sekalian. Thanks.
Tags
Opini