Kata
hijrah mungkin sudah tidak asing lagi
di telinga kita. Hijrah merupakan sebuah proses berpindah. Dalam hal ini,
hijrah adalah proses berubah dari keadaan yang buruk ke arah yang lebih baik. Bagi
kebanyakan orang, hijrah bukanlah proses yang mudah karena butuh penyesuaian
dan tantangan-tantangan baru. Nah, melalui buku inilah Fahd Pahdepie
menceritakan kisah perjalanan hijrah seorang preman tatoan yang bernama Lalan
atau biasa dikenal dengan sapaan “Bang Tato”.
Di
masa lalu, Lalan adalah seorang preman dan bahkan ketua geng yang berandalan.
Ia kerapkali melakukan tindak kriminal seperti tawuran, menindas orang-orang
lemah, mabuk-mabukan bahkan sempat terjerat narkoba. Sampai suatu ketika, Lalan
mendapatkan hidayah dari Allah SWT untuk kembali ke jalan yang benar.
Perjalanan
hijrah Bang Tato tidaklah mudah. Banyak orang yang menganggapnya sebelah mata.
Ketika dia ingin sholat di masjid, orang-orang di masjid tersebut melarangnya
dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang keliru seperti orang bertato tidak
boleh sholat. Hal itu tentu menjadi tekanan sendiri bagi Lalan yang ingin
hijrah. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Ustad Fiqih yang merubah jalan
hidupnya ke arah yang lebih baik. Ustad itu berkata kepada Lalan bahwa orang tatoan
masih boleh sholat dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang mau
bertaubat.
Tak
lama kemudian, Lalan menikah dengan Nurmah, anak pak Ustad. Mereka berdua
saling menyukai dan sama-sama menerima kekurangan masing-masing. Nurmah sendiri
adalah seorang janda dengan anak satu. Pernikahan dengan Nurmah lambat laun
juga merubah hidup Lalan. Nurmah sangat sabar dan selalu mengingatkan Lalan
untuk sholat. Lalan pun juga berhenti bermain musik karena permintaan dari
Nurmah juga. Hal itulah yang membuatnya menjadi pengangguran. Namun, Lalan
tetap berusaha menjadi suami yang baik untuk keluarganya. Ia pun mencari
pekerjaan yang bisa dia lakukan untuk menafkahi keluarganya dan yang paling
penting pekerjaan itu halal.
Entah
karena suatu alasan, Lalan akhirnya dipertemukan dengan Fahd Pahdepie. Ia saat
itu mengajukan proposal tentang usaha yang akan ia kerjakan kepada Fahd.
Meskipun pada awalnya Fahd ragu bahwa usaha itu akan sukses, tetapi ia merasa
berkewajiban untuk membantu Lalan yang baru hijrah dan juga memiliki niat baik
untuk menafkahi keluarganya. Usaha Lalan hanya bertahan beberapa bulan hingga
akhirnya bangkrut. Namun, Fahd tetap memberinya pekerjaan-pekerjaan kecil agar
Lalan tetap bisa menafkahi keluarganya. Hal itu juga dilakukan Fahd untuk
mengembalikan kepercayaan diri Lalan.
Dalam
novel ini, Fahd pun juga menceritakan bagaimana proses hingga Lalan menjadi
seorang barista dan menempatkannya di salah satu usaha yang dia dirikan yaitu
Father and Son Barbershop. Di tempat itulah, Lalan menjalani profesi barunya
dan bertemu dengan banyak orang. Di sana ia menjadi sosok yang baru dan tekun
dalam bekerja. Pandangan orang-orang terhadapnya pun mulai berubah dan warga
kampung bangga dengan Lalan yang sudah memiliki pekerjaan bagus.
Banyak
hal-hal menarik dan mengandung komedi yang terdapat dalam novel ini. Terutama
ketika Lalan bercerita tentang band-band yang dia dirikan. Band-band itu
dibuatnya sebagai media untuk berdakwah kepada preman-preman yang dulu menjadi
anak buahnya. Lirik lagu ciptaan band tersebut berisi tentang nasihat kematian.
Dengan cara itulah, Lalan mengajak teman-temannya untuk hijrah seperti dirinya.
Hal itu juga sebagai bentuk tanggung jawab Lalan karena ia merasa bersalah
pernah mengajak anak buahnya terjerumus dalam dunia berandalan.
Namun
perjalanan hijrah Lalan tidak berjalan mulus. Suatu ketika Lalan dihadapkan
dengan sebuah masalah yang menggoyahkan keyakinannya. Ibu Lalan meninggal dunia
dan seketika itu pula Lalan mengalami depresi berat. Ia sempat kembali ke
rutinitas lamanya. Mabuk-mabukan di markas gengnya. Ia merasa tidak berguna dan
apa yang dijalaninya sia-sia. Pada saat itulah, Fahd datang dan mencoba
menyadarkan Lalan bahwa itu adalah ujian. Akhirnya, Lalan bisa bangkit dan
melawan keadaan.
Secara
keseluruhan, novel ini sangat menarik untuk dibaca. Ada banyak pelajaran dan
hikmah yang dapat kita petik melalui kisah Bang Tato. Dengan membaca novel ini,
kita jadi tahu bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk dapat berubah. Kita
juga dapat mengubah pemikiran kita bahwa tidak selamanya orang bertato itu
buruk.
Melalui
novel ini, Fahd juga mengajarkan kepada kita bahwa semua orang itu berhak
memiliki kesempatan kedua dalam hidupnya. Tidak peduli seberapa buruk masa lalu
orang tersebut, dia masih memiliki hak dan kesempatan untuk merubah hidupnya ke
arah yang lebih baik.
Tags
Info