source: youtube,com
Dalam
hidup, saya yakin hampir semua orang pernah menemui titik nadir. Titik nadir
merupakan titik terendah dalam kehidupan. Pada titik ini, kita merasa jenuh
atau bahkan frustasi mengenai hidup. Kita menjalani hidup tapi tidak
benar-benar hidup. Kita merasa ingin lari dan bangkit dari keadaan tapi itu
bukan hal yang mudah.
Sobat
semua, kali ini saya ingin bercerita mengenai titik nadir tersebut sekalian
curhat mengenai sepenggal hidup saya beberapa waktu terakhir. Sejujurnya saya
ingin menulis artikel ini beberapa bulan yang lalu, tetapi hal itu terhambat
karena kesibukan yang saya jalani. Saya berharap semoga artikel ini dapat
bermanfaat bagi sobat semua.
Baca juga: Sebuah Cerita Tentang Perjuangan Melawan Pahit Getirnya Kehidupan
Beberapa
bulan terakhir, saya merasa ragu dengan diri saya sendiri. Saya merasa jengah
menjalani rutinitas yang bagi saya sangat membosankan. Saya lupa dengan
mimpi-mimpi saya dan saya sempat kehilangan tujuan dan motivasi. Saya merasa
seperti zombie yang hidup tapi gak
benar-benar hidup. Masalah datang dari berbagai arah. Ketika malam hari, saya
merasa sangat depresi dan tertekan. Ketakutan-ketakutan akan masa depan hingga
trauma masa lalu berkecamuk dalam kepala. Saya merasa bahwa hidup yang saya
jalani waktu itu benar-benar tidak berarti. Saya kehilangan makna dan esensi
dari hidup itu sendiri. Pikiran-pikiran negatif seperti mengakhiri hidup pun
sempat terlintas dalam kepala.
Bisa
dibayangkan bukan, bagaimana rasanya menjalani hidup semacam itu? Menyakitkan.
Orang-orang
mungkin berpikir bahwa hidup saya baik-baik saja. Tertawa dan bersikap gila
seolah hidup berjalan baik-baik saja. Padahal kenyataannya tidak sesederhana
itu. Terkadang, justru orang yang terlihat paling bahagia di sekitar kita
adalah orang yang menyimpan penderitaan jauh di lubuk hatinya. Hidup saya
sedang nggak balance. Terdapat
ketimpangan antara harapan dan realita yang membuat diri saya bimbang. Saya
bertanya kepada diri saya sendiri, apa yang sesungguhnya saya cari waktu itu? Apa
yang benar-benar saya butuhkan? Saya merasa apa yang saya kerjakan itu sia-sia,
tapi saya juga tidak berani mengambil keputusan untuk memilih jalan lain. Saya
merasa stuck. Alhasil, hidup terombang-ambing
dan tidak jelas. Saat itulah, saya merasakan titik nadir dalam hidup saya.
Pada
saat itu, tidak ada satu orang pun yang dapat dijadikan teman curhat. Percuma
saya curhat ke orang-orang karena saran yang mereka berikan adalah kalimat
klasik yang mampu menenangkan badai untuk sementara waktu tapi tidak
benar-benar mengobati keraguan saya.
Saya
hanya bisa lari ke satu tempat, yaitu Tuhan. Pada waktu itu, hanya Tuhan yang
benar-benar mampu saya ajak bicara. Saya menumpahkan segala keraguan, keluh
kesah dan segala masalah kepada Tuhan. Meskipun saya seringkali lalai dengan
perintah Tuhan, tapi satu hal yang saya percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah
meninggalkan hamba-Nya. Meskipun saya masih belum menemukan jawaban pasti,
paling tidak saya menemukan ketenangan ketika saya mendekat kepada Tuhan.
Dan
seiring berjalannya waktu, akhirnya saya mampu melewati itu semua. Saya mencoba
menata ulang hidup saya, mengingat kembali impian-impian saya dan alasan-alasan
yang mampu membuat saya bertahan. Saya mencoba berpikir positif dan berlapang
dada dengan segala keadaan. Saya menyadari bahwa hidup itu tak selalu fine-fine aja. Kita tidak pernah tahu,
ke arah mana hidup akan membawa kita. Yang jelas, kita harus melakukan sebisa
kita dalam hidup.
Barangkali
itu sedikit cerita yang mungkin sedikit abstrak bagi kalian semua. Namun paling
tidak, kalian bisa memahami bahwa titik nadir itu pasti akan kita alami dalam
hidup. Ketika kalian berada dalam titik ini, jangan pernah berhenti berjuang
dan berdoa kepada Tuhan karena titik nadir tidak berlangsung selamanya. Bertahanlah
semampu kalian dan lakukan hal yang masih dapat kalian lakukan. Cari hal-hal
baru yang dapat mengobati kekosongan hati kalian. Selama kita berikhtiar dalam
hidup, kita akan mampu melewati itu semua dan hal-hal baik akan datang
menghampiri kita.
Sekian
curahan hati saya. Semoga menginspirasi dan memberikan manfaat bagi kalian. Thanks.
Baca juga: Dear God
Tags
Jejak