Hello sobat semuanya dimanapun anda berada, jumpa lagi bersama gue yang pada kesempatan kali ini gue pengen membahas tentang cinta untuk yang kesekian kalinya. Sebelumnya tulisan ini terinspirasi dari tulisan Kang Agus dalam web personalnya agusmulyadi.web.id, kurang lebih konsep dan isinya hampir sama namun gue menulis ulang konsep ini dengan cara gue sendiri.
Untuk
mencintai seseorang bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan terlebih
apabila pada dasarnya kita emang nggak pernah berniat untuk mencintai orang
tersebut. Dalam mencintai seseorang kadang kita memiliki beberapa alasan yang
mendasari perasaan dalam diri kita, adakalanya kita mencintainya dengan
ketulusan tanpa perlu alasan tertentu. Oleh sebab itu pada tulisan kali ini
kita mencoba membahas permasalahan tersebut.
Konon
kata Kang Agus, cinta yang baik terbentuk dari komponen walaupun, bukan
oleh komponen karena. Mengapa demikian, simak kedua ungkapan dibawah
ini.
“Aku
mencintai dia karena.......”
“Aku
mencintai dia walaupun....”
Dari
kedua ungkapan terdapat feel yang berbeda. Untuk ungkapan yang pertama,
mengondisikan bahwa ia mencintai seseorang itu dengan suatu alasan. Ia
mencintai seseorang didasari pada kelebihan orang tersebut. Tergambar pada kata
karena. Terkadang ketika kita mencintai seseorang atas dasar
kelebihan orang tersebut, kita sendiri yang nantinya akan kecewa.
Faktanya kelebihan-kelebihan itu terkadang malah membuat kita bosan dan cenderung pergi meninggalkan. Ibaratkan minum teh dengan gula, kalau kebanyakan gula kan rasanya jadi enggak enak. Dan orang yang cenderung mencintai orang lain dengan kelebihan orang tersebut, ia cenderung menutup mata dengan kelamahan-kelemahan orang yang ia cintai, atau bahkan ia memaksa orang yang ia cintai untuk menghapus atau menutupi kelemahannya tersebut.
Berbeda dengan ungkapan yang kedua. Disini terdapat sebuah ketulusan dari diri seseorang, mencintai walaupun orang yang ia cintai jauh dari kata sempurna. Faktanya jarang banget ada orang yang mau mencintai kelemahan orang lain. Beruntung banget kalau ada orang yang bener-bener tulus sama kita, nggak menuntut kita diatas apa yang bisa kita lakukan. Kalau emang ada orang yang seperti itu, jangan biarkan dia lepas, genggam tangannya erat. Mencintai kelemahan orang lain, udah pasti dia juga mencintai kelebihan orang tersebut, apa perlu ada penjelasan lain.
Kesimpulan, jangan mencintai seseorang karena kelebihannya, tapi cintailah orang tersebut setulus hati walaupun orang yang kita cintai mungkin belum sesempurna apa yang kita inginkan, karena nggak ada manusia yang sempurna semua punya kelemahan. So, inilah artikel tentang “cinta, walaupun, dan karena”. Thanks buat Kang Agus, dan buat kalian semua yang udah bersedia mampir dan membaca artikel ini, semoga menghibur!
Faktanya kelebihan-kelebihan itu terkadang malah membuat kita bosan dan cenderung pergi meninggalkan. Ibaratkan minum teh dengan gula, kalau kebanyakan gula kan rasanya jadi enggak enak. Dan orang yang cenderung mencintai orang lain dengan kelebihan orang tersebut, ia cenderung menutup mata dengan kelamahan-kelemahan orang yang ia cintai, atau bahkan ia memaksa orang yang ia cintai untuk menghapus atau menutupi kelemahannya tersebut.
Berbeda dengan ungkapan yang kedua. Disini terdapat sebuah ketulusan dari diri seseorang, mencintai walaupun orang yang ia cintai jauh dari kata sempurna. Faktanya jarang banget ada orang yang mau mencintai kelemahan orang lain. Beruntung banget kalau ada orang yang bener-bener tulus sama kita, nggak menuntut kita diatas apa yang bisa kita lakukan. Kalau emang ada orang yang seperti itu, jangan biarkan dia lepas, genggam tangannya erat. Mencintai kelemahan orang lain, udah pasti dia juga mencintai kelebihan orang tersebut, apa perlu ada penjelasan lain.
Kesimpulan, jangan mencintai seseorang karena kelebihannya, tapi cintailah orang tersebut setulus hati walaupun orang yang kita cintai mungkin belum sesempurna apa yang kita inginkan, karena nggak ada manusia yang sempurna semua punya kelemahan. So, inilah artikel tentang “cinta, walaupun, dan karena”. Thanks buat Kang Agus, dan buat kalian semua yang udah bersedia mampir dan membaca artikel ini, semoga menghibur!
Tags
Opini