Dikalangan pelajar saat ini telah terbentuk mindset/pandangan bahwa anak IPA lebih hebat daripada anak IPS. Memang dimanapun mindset itu telah tertanam didalam sebagian besar pelajar, orang tua, dan juga para guru.
Terbukti ketika orang yang pintar dalam menghitung
apabila memilih jurusan IPS akan banyak orang yang bertanya kenapa dia tidak
masuk IPA. Berbeda halnya ketika orang pintar itu memilih jurusan IPA, pasti
banyak orang yang akan mendukung tanpa banyak komentar dan hampir gak mungkin
dia akan ditanya kenapa dia gak masuk IPS saja.
Darisini terlihat kesenjangan yang cukup besar
antara IPA dan IPS. Seakan orang-orang memandang IPS itu sebelah mata. Saya
saat ini udah setahun mengambil jurusan IPS. Banyak hal yang saya pelajari
dalam setahun ini. Memang kebanyakan orang-orang yang mengambil jurusan IPS
adalah anak yang kurang tertib aturan, yang kurang ahli dalam menghitung, dan
juga yang nilainya dibawah rata-rata.
Berbeda banget dengan orang yang masuk di jurusan
IPA, mereka notabenenya anak yang taat aturan, orang yang nilainya diatas
rata-rata serta pandai menghitung rumus-rumus fisika dan juga kimia. Bertolak
belakang bukan, tapi permasalahan yang sesunggguhnya bukanlah disitu.
Apapun jurusan yang kita ambil saat ini bukanlah
penentu hidup kita di masa depan? So, stigma kalau anak IPA bakalan sukses
bukan hal yang sepenuhnya benar dan juga sepenuhnya salah. Begitu halnya dengan
anak IPS yang ke depannya gak sesukses anak IPA, itu menurut saya pemikiran
yang keliru. Satu hal yang saya pahami, bahwa kesuksesan seseorang itu gak
hanya diukur dari tingkat kecerdasan akademiknya saja. Faktor luar juga
mempengaruhi seperti ketekunan dan juga keseriusan.
Kita ibaratkan kayak gini, ada dua orang yang
berbeda sifat dan kesukaan anggap aja Ade dan Budi. Si Ade pintar dia suka
menghitung dan menghafal rumus-rumus, sedang si Budi dia gak suka menghitung
dan gak suka menghafal dia lebih senang bermain sepakbola. Si Ade hanya terbatas
dalam ruang lingkupnya saja tanpa berusaha mengeksplorasi soal-soal
matematika,fisika, dan hitungan lainnya yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan
didunia ini, tetapi Budi berusaha mengeksplorasi potensi dalam dirinya dalam
bermain sepakbola. Darisini kita tahu manakah yang lebih berpotensi untuk
berhasil di kemudian hari ? kemungkinan terbesar Budi bisa menjadi pesepak bola
profesional, dan bisa dikatakan dia telah sukses menggapai apa yang ingin dia
capai.
Intinya apa, jurusan bukanlah penentu apakah kelak
kita bisa sukses atau tidak. Yang terpenting, hanyalah tekad dan kemauan kuat
dari dalam diri kita untuk mengembangkan dan senantiasa berusaha dan berusaha.
Karena kita harus yakin orang yang berusaha dan percaya dirinya akan berhasil
selangkah lebih maju daripada orang yang diam dan selalu berkata bahwa dia tidak
bisa apa-apa.
Sekarang sukses itu apa ? saya pernah mendengar dari
seseorang kalau sukses itu tidak bisa diukur karena tingkat kesuksesan yang
ingin dicapai seserang itu berbeda-beda. Sukses, apakah harus jadi seorang guru
yang pandai berhitung ? bisa iya, bisa juga tidak. Lantas apakah seorang
pemilik peternakan yang hasil produknya layak diekspor serta memiliki bawahan
yang banyak tapi sayangnya dia tidak pandai menghitung rumus-rumus, bisa
dikatakan sukseskah dia ? saya rasa dia telah layak dikatakan sukses.
Kesimpulannya apa ? masing-masing orang memiliki
jalan sendiri-sendiri untuk menggapai kesuksesannya. Semua itu tergantung tekad
dan kemauan yang kuat serta usaha seseorang untuk menuju kesuksesan. So,
janganlah beranggapan bahwa IPA lebih baik dari IPS. Barangkali anda yang saat
ini menghina atau menganggap sebelah mata anak IPS, suatu hari nanti tercengang
melihat orang yang anda pandang sebelah mata tadi lebih hebat dari anda.
Satu hal lagi, ketika kita nanti memasuki dunia
kerja. Kita memiliki ijazah yang berbeda, namun kita akan sama-sama merasakan
dan mengerti betapa keras dan sulitnya mencari lowongan pekerjaan saat ini.
Pesan dari saya, apapun yang anda pilih dan yang paling terpenting itu anda
sukai, jalanilah dengan sungguh-sungguh karena itu awal dari kesuksesan anda.
Terimakasih, semoga tulisan ini bermanfaat
Tags
Opini