Setiap penulis pasti memiliki inspirasi dalam setiap tulisan-tulisannya. Inspirasi itulah yang memacunya untuk terus menulis dan berkarya. Sangat mustahil apabila seorang penulis itu tidak memiliki inspirasi. Karena dengan inspirasi itu, seorang penulis akan mampu meniupkan roh ke dalam tulisannya sehingga ketika dibaca tulisan itu terasa hidup.
Kita tentu dapat membayangkan bagaimana keadaan seorang penulis tanpa sebuah inspirasi. Dia akan merasa tertekan dan tidak mampu menulis karena pikirannya buntu. Hal itu akan membekukan langkah dia sehingga tetap diam di tempat. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dia tulis.
Kita tentu dapat membayangkan bagaimana keadaan seorang penulis tanpa sebuah inspirasi. Dia akan merasa tertekan dan tidak mampu menulis karena pikirannya buntu. Hal itu akan membekukan langkah dia sehingga tetap diam di tempat. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dia tulis.
Lalu,
bagaimana inspirasi itu datang?
Inspirasi
itu dapat datang darimana saja. Sayangnya, kita tidak dapat menebak waktu pasti
kapan inspirasi itu hinggap di pikiran kita. Kita bisa mendapatkan inspirasi
dari sebuah kondisi atau dari sebuah perenungan, bahkan dari serpihan-serpihan
kenangan. Kalian juga bisa menemukan secercah inspirasi dari sudut-sudut
jalanan, diskusi warung kopi, internet atau bahkan dari sudut belakang rumahmu.
Dan
menurut saya, inspirasi itu terbagi menjadi dua jenis yaitu inspirasi satu
waktu dan inspirasi tanpa batas waktu. Maksudnya begini, kadangkala ada
inspirasi yang hadir sekelebat dan momentumnya sangat pas serta terjadi hanya
pada saat itu saja. Inspirasi semacam ini akan sangat bagus apabila kita
langsung mengeksekusinya berhubung kita masih memiliki feel terhadap inspirasi
tersebut. Kalau kalian membiarkan inspirasi semacam ini beberapa waktu, saya
yakin rasanya sudah berbeda ketika kalian ingin menuangkan inspirasi tersebut
ke dalam tulisan. Dan untuk inspirasi-inspirasi tanpa batas waktu merupakan
inspirasi yang bebas kalian tulis kapanpun dan biasanya tidak ada berkaitan
dengan perasaan .
Baca juga: 7 Aktivitas yang Paling Asyik Dilakukan Saat Hujan
Dan
menurut saya inspirasi terbesar seorang penulis adalah seseorang. Seseorang
yang kita anggap spesial dan kita selalu memikirkan dia. Dia yang menjadi
inspirator sekaligus pemacu motivasi dari dalam diri kita untuk selalu menulis.
Sehingga dia selalu menjadi topik utama dalam setiap tulisan-tulisan yang kita
hasilkan.
Saya
pernah mendapatkan sebuah pertanyaan bagus dari salah satu adik tingkat saya.
Kurang lebih pertanyaannya semacam ini,
“Mas, bagaimana kalau ada seseorang yang menjadi
inspirasi kita dalam menulis? Lalu kalau dia pergi, kita kehilangan alasan
untuk menulis lagi?”
Pertama
kali mendengar pertanyaan itu, sejujurnya saya seolah ditampar karena saya
sendiri pernah mengalami kondisi semacam itu. Saya tahu bahwa keadaan itu
sangat berat ketika inspirasi terbesar kita menghilang tiba-tiba. Dia yang pada
awalnya kita sanjung dan selalu kita jadikan topik utama dalam tulisan, namun
spontan dia tiba-tiba tidak lagi spesial. Seolah meredup perlahan dan kita
sudah kehabisan cara untuk menulis tentang dia.
Pertanyaan
itu saya diamkan sejenak. Dan jawaban saya adalah jawaban yang ingin saya
sampaikan kepada kalian para pembaca. Menurut saya, tidak apa-apa apabila kita
menjadikan seseorang sebagai inspirasi terbesar dalam menulis. Saya sendiri pun
demikian. Ada beberapa perempuan dalam hidup saya yang pernah menjadi inspirasi
dalam tulisan-tulisan saya. Saya pernah menulis tentang perempuan bermata
mungil yang kalau ketawa selalu malu-malu. Saya juga pernah menulis tentang
serpihan-serpihan kenangan mantan.
Namun
satu hal yang menjadi prinsip saya yaitu saya menulis karena saya tidak
bergantung kepada satu inspirasi. Ada banyak hal yang menjadi motivasi serta
inspirasi saya dalam menulis selain seseorang. Karena menulis adalah hobi yang
saya cintai dan sudah menjadi separuh hati saya. Oleh sebab itu, saya
menyakinkan diri saya sendiri bahwa saya tidak akan pernah berhenti menulis.
Kalaupun saya jarang menulis, itu bukan berarti saya berhenti, melainkan saya
hanya mengambil jeda yang mungkin dikarenakan oleh padatnya rutinitas.
Sebagai
pentup serta kesimpulan tulisan saya kali ini, saya ingin menekankan kembali
bahwa inspirasi terbesar dalam menulis adalah seseorang yang menjadi bagian
penting dalam hidup kita. Dia yang selalu ada dalam pikiran dan hati kita serta
selalu memacu motivasi dalam diri kita. Namun apabila dia pergi dan kita
kehilangan inspirasi, kita tidak perlu khawatir karena dari pupusnya satu
inspirasi akan lahir inspirasi-inspirasi baru untuk menulis.
Baca juga: Menanti Pagi dengan Diskusi